Salah satu kebiasaanku yang cukup aneh dan sulit sekali dihilangkan dan dienyahkan dari muka bumi, aku suka sekali pakai *sandal jepit* kemanapun dan dimanapun berada tak jauh dari sandal jepit *sandal jepit, im folling in lope*. Ke kampus pun aku lebih sering pake sandal jepit banyak sekali temen-temen yang menghujatku mengingatkan habis-habisan, padahal mereka tidak tahu bagaimana nikmatnya ketika kita memakai sandal jepit “sebuah kenikmatan tiada tara” lebih nyaman dari pada pake sepatu bermerek sekalipun. Ibarat kata adidas converse pun lewat. Memang sih sandal jepit terkesan kurang sopan jika kita harus menghadiri acara tertentu Dan kurang menghargai orang disekitar kita Tapi apa boleh buat setiap orang punya ego masing-masing. Ada sebuah kata-kata bijak yang cukup menarik.
Pakailah sandal jepitmu sebelum engkau mengenakan sepatu kulit yang mengkilap. Resapi betul enaknya memakai sandal jepit. Resapi betul betapa bahagianya ketika engkau bisa memakai sepasang sandal jepit. Sebab, begitu banyak orang yang kadang lupa akan enaknya mengenakan sandal jepit sebab sehelai kaus kaki telah membentengi pori-pori kulit untuk dapat merasakan ringannya debu dan merasakan tekstur kerikil yang begitu menggelikan dan nikmat.
Ingat, bersandal tidak selamanya tidak sopan. Tapi justru kerendahan hatilah yang dinampakkan oleh sepasang sandal jepit. Jangan pernah malu jika engkau tak bersepatu. (sebuah pembelaan diri)
Mari kita selamatkan *sandal jepit* dari kepunahan (punah dari sebuah konsesus etika dan moral). . .haha,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar